Jayapura. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono telah berjanji untuk membebaskan semua tahanan
politik Papua, legislator mengklaim di Jakarta, Rabu.
Para
tahanan kabarnya akan ditawarkan grasi sebagai bagian dari prioritas
poin di bawah pemerintah "otonomi khusus ditambah program".
"Presiden
telah berjanji untuk menawarkan grasi dan kebebasan bagi narapidana
yang terlibat dalam politik kebebasan Papua," kata Yunus Wonda, seorang
wakil ketua legislatif provinsi.Yunus
mengatakan bahwa presiden telah membuat janji dalam pertemuan baru-baru
di kediaman pribadinya di Cikeas, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Papua
termasuk Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Presiden menyampaikan langsung kepada kami selama dialog di Cikeas pada 29 April," kata Yunus.Ada diperkirakan bisa sampai dengan 50 tahanan politik Papua saat ini dipegang secara nasional.
Website
papuansbehindbars.org daftar 40 orang dan tindak pidana yang mereka
dihukum, termasuk menaikkan dilarang Morning Star separatis bendera,
pengkhianatan dan mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa seperti "hari
perayaan masyarakat adat" dan "anti-Freeport demonstrasi.
"Legislatif
Papua memprioritaskan pembebasan mereka sebagai bagian dari diskusi
dengan presiden tentang pemberian otonomi meningkat, atau "plus otonomi
khusus," ke provinsi.
"Pelepasan
tahanan politik adalah salah satu poin penting di bawah otonomi
ditambah khusus yang diusulkan kepada kepala negara," kata Yunus.
"Presiden
tidak keberatan dan siap untuk menawarkan grasi," katanya, menambahkan
bahwa tahanan politik akan menerima fasilitas dan pekerjaan dari
pemerintah setelah mereka dibebaskan.
"Diharapkan
bahwa tahanan politik akan bergabung dengan rakyat Papua dalam
pengembangan [proses] untuk menciptakan kemakmuran," katanya.Di
bawah otonomi khusus ditambah program, pemerintah pusat akan
memungkinkan Papua untuk sepenuhnya mengelola sumber daya alamnya
sendiri, Yunus menambahkan.Dia
mengatakan bahwa presiden akan menyatakan grasi yang dijanjikan pada
bulan Agustus bertepatan dengan kunjungannya ke Papua untuk meresmikan
otonomi khusus ditambah Program.
"Presiden akan datang ke Papua untuk menyerahkan otonomi khusus ditambah kesepakatan bahwa semua orang Papua yang merindukan.
"Rencananya presiden untuk mengakhiri penahanan politik tampaknya tidak telah disampaikan kepada polisi di Papua, namun. Seperti
baru-baru Senin pekan lalu, polisi di Jayapura menangkap empat aktivis
dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) karena mereka memegang rally
memprotes pelanggaran HAM di Papua.Menurut komentar oleh juru bicara Polda Papua Kombes. I
Gede Sumerta Jaya seperti dikutip dalam suarapapua.com, salah satu dari
mereka, ketua KNPB Victor Yeimo, tetap dalam tahanan karena dia sudah
dicari oleh polisi dalam kaitannya dengan waktu penjara yang belum
terlayani karena keyakinan sebelumnya untuk menunjukkan pada tahun 2009.
di
terjemahan oleh mahasiswa papua yang kulia di Stimik Akakom Yogyakarta
(Desederius Goo). yang di tulis di sumber yang yang di bawah ini:
sumber : jakartaglobe.com
SBY Komitmen Kebebasan bagi Tahanan Politik Papua: Melalui Seorang anggota Dewan
Kamis, 23 Mei 2013
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)