Menurut Ratna, Presiden SBY sama sekali tidak mencerminkan diri sebagai seorang negarawan. SBY dipersepsikan sebagai seorang politisi kerdil yang mementingkan diri sendiri serta kelompoknya.
"Masa dia bilang waspadai teror jelang Natal dan Tahun Baru? Apa bisa seorang presiden katakan hal tersebut? Dia itu presiden terburuk sejagat," ungkap Ratna dalam sebuah dialog bertajuk "Evaluasi 2013 - Prediksi 2014: Resesi Ekonomi dan Potensi Kerusuhan" yang digelar oleh Indonesia Economic Development Studies (IEDS) di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (15/12).
Selain itu, dia menjelaskan, pasca-reformasi. kondisi politik dan sistem tata negara di Republik Indonesia kian kacau alias semrawut. Kekacauan tersebut dimulai saat pemerintah memgubah (mengamandemen) UUD 1945 pada tahun 2002.
Hasil amandemen pada tahun 2002 adalah direduksi wewenang MPR sebagai lembaga tertinggi dalam sistem tata negara.
"Yang terjadi saat ini kan kedudukan MPR setara dengan lembaga tinggi lain. Jadi MPR bukan lagi lembaga mandataris rakyat," ujar Ratna.
Ditambahkan Ratna, dirinya bersama dengan rekan-rekan seperjuangan juga masih terus berupaya keras mengajak masyarakat untuk memperbaiki kondisi negara yang tengah kacau. Sebab, setiap warga negara punya hak setara dalam upaya perbaikan kondisi bangsa.
"Jika terjadi kerusuhan, ya, wallahu a'lam. Saya hanya fokus ajak kawan- kawan perbaiki kondisi bangsa yang kacau. Kalau terjadi kerusuhan dalam upaya perbaikan tersebut. ya, apa boleh buat," kata Ratna. (ASN-024/BHD, ASN-009/AME)
Sumber : www.asatunews.com
0 Comments