PESAN SANG IBU

Minggu, 05 Januari 2014

Kala aku menyarungkan pedang dan persimpuh diatas pangkuannya

tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu,

tanganya yang halus mulus membelai rambut kepalaku

tergetarlah seluruh jiwa ragaku

musnahlah seluruh api semangat juangku,

Namun sang ibu berkata :

“ Anakku sayang,

apabila kakimu sudah melangkah ditengah padang,

tancapkanlah kakimu dalam- dalam dan terus bergumam

sebab gumam adalah mantra dari dewa- dewa

gumam mengandung ribuan makna

apabila gumam sudah menyatu dengan jiwaraga

maka, gumam akan berubah menjadi teriakan- teriakan

yang nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yang besar

yang nantinya akan mampu merobohkan istana yang penuh kepalsuan

gedung- gedung yang dihuni kaum munafik.

Tatanan negeri ini sudah hancur anakku,

hancurkan oleh sang penguasa negeri ini

mereka Cuma bisa bersolek di depan kaca

tapi, membiarkan punggungnya penuh noda

dan penuh lendir hitam yang baunya kemana- mana,

Mereka selalu menyemprot kemaluannya dengan parfum luar negeri

diluar berbau wangi, dalam penuh bakteri

Dan hebatnya sang penguasa negeri ini pandai bermain akrobatik,

tubuhnya mampu dilipat- lipat

yang akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat- jilat.

Anakku, apabila pedang sudah kau cabut

janganlah surut

janganlah bicara soal menang dan kalah

sebab menang dan kalah hanyalah mimpi- mimpi

mimpi- mimpi muncul dari sebuah keinginan

keinginan hanyalah sebuah khayalan yang hanya melahirkan harta dan kekuasaan

harta dan kekuasaan hanyalah balon- balon sabun yang terbang di udara

Anakku, asahlah pedangmu

ajaklah mereka bertarung di tengah padang

lalu tusukkan pedangmu ditengah- tengah selangkangan mereka

biarkan darah tertumpah di negeri ini”

Satukan gumammu menjadi R E V O L U S I.

 

By Desederius Goo

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar