Pada hari Minggu
(28/07/13) saat akan menumpang kapal penumpang Labobar terlihat aktivitas
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sangat ramai, di situ banyak sekali buruh yang
mengangkat barang ke dalam kapal, penumpang yang naik menumpangi kapal, juga
banyak tentara dan polisi, serta stpam kapal sedang berjaga-jaga mengawasi
aktivitas ramai pelabuhan.
Cukup lama kapal berlabuh
di pelabuhan Tanjung Perak, karena banyak sekali barang dagangan yang dimuat
untuk dibawah ke Papua. Barang-barang itu terbungkus rapih dan terus dipikul oleh buruh-buruh bagasi masuk
ke dalam kapal.
Saya bergabung dengan
teman-teman lain yang juga akan berlibur ke Papua, ternyata kami sangat
banyak. Kami mendapat tempat tidur di
dek enam dan yang lainnya di dek lima. Kami saling bercanda tawa menemani rasa kejenuhan
saat perjalanan ke Papua.
Terdengar bunyi stom kapal
tiga kali, tandanya kapal siap diberangkatkan dengan pelabuhan tujuan Makassar.
Rute perjalanan kapal penumpang Labobar dimulai dari Tanjung Priuk Jakarta -
Tanjung Perak Surabaya - Makassar – Sorong – Manokwari – Nabire - Jayapura di
setiap kali perjalanannya.
Terlihat beberapa anggota
TNI berpakaian lengkap dengan senjata M-16 yang dibawah, juga menumpang dalam
kapal. Mereka berlalung-lalang ke sana-kemari, naik ke atas dan turun ke bawah.
Mereka seperti sedang mencari burunan, membuat saya penasaran untuk menanyakan
apa yang sedang mereka lakukan.
Sebelum saya bertanya,
seorang teman saya berceritera, katanya
“Nogei (kawan) tadi ada empat
orang anggota berpakai lengkap datang ke kami punya tempat, mereka bilang kalian
sudah beli tiket atau belum” Lanjutnya “seakan-akan mereka yang petugas kapal
ini ka”.
Pemeriksaan tiket biasa
dilakukan, saat kapal bertolak dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Tetapi
saat itu belum ada pengumuman akan diadakan pemeriksaan tiket oleh petugas
kapal. Tentara-tentrara itu datang lagi, mereka mulai berbicara di depan saya
dengan suara yang keras bagaikan serigala yang akan menerkam mangsa, kata
mereka “kalian belum beli tiket kan !”. Terlihat mereka hanya sedang mengawasi
kami (Orang Papua).
Saya menjawab dengan nada
suara yang pelan dan sopan, “kami sudah beli tiket…..”. saya bertanya balik, “Pak….
Apakah sekarang sedang diadakan pemeriksaan tiket ….?”. Mereka tidak menjawab apa-apa, hanya terlihat
raut wajah “marah” menatap saya dan teman-teman lain, lalu mereka pergi.
***
Keesokan harinya saya
duduk di cafétaria sambil mencicip teh
hangat dan memanjakan mata dengan melihat pemandangan pulau di lautan
luas yang indah. Sekelompok anggota tentara datang dan duduk bersebelahan
dengan saya. Lalu saya sedikit merapat ke seorang anggota tentara yang terlihat
lebih tua.
“Selamat pagi pak…” saya
menyapanya. Tentara itu tidak membalas dan hanya diam saja. Padahal saya mau
menanyakan kemana mereka akan pergi.
Beberapa menit kemudian,
saya pun langsung menanyakan apa yang ingin saya tanyakan, “Bapak mau ke mana
ka..?” agak lama kemudian, tentara itu menjawab, “kami mau ke Papua...”. Dengan
cepat saya membalas, “Ooooh iya Pak, sudah lamah ya tugas di sana…..?” .
Tentara itu, “Tidak, kami baru saja mendapat tugas ke Papua”. Saat itu mereka langsung
pergi, percakapan tanya jawab itu pun terputus.
Beberapa lama kemudian, terdengar pengumuman bahwa “lebih
kurang lima belas menit lagi akan dialakukan pemeriksaan tiket, segera
persiapkan tiket guna kelancaran pemeriksaan” saya lalu menuju ke tampat tidur
saya bergabung dengan teman-teman.
Oleh : Desederius Goo
----