Perjalanan, Penuh Pertanyaan

Minggu, 18 Agustus 2013


Pada hari Minggu (28/07/13) saat akan menumpang kapal penumpang Labobar terlihat aktivitas pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sangat ramai, di situ banyak sekali buruh yang mengangkat barang ke dalam kapal, penumpang yang naik menumpangi kapal, juga banyak tentara dan polisi, serta stpam kapal sedang berjaga-jaga mengawasi aktivitas ramai pelabuhan. 
Cukup lama kapal berlabuh di pelabuhan Tanjung Perak, karena banyak sekali barang dagangan yang dimuat untuk dibawah ke Papua. Barang-barang itu terbungkus rapih dan  terus dipikul oleh buruh-buruh bagasi masuk ke dalam kapal.
Saya bergabung dengan teman-teman lain yang juga akan berlibur ke Papua, ternyata kami sangat banyak.  Kami mendapat tempat tidur di dek enam dan yang lainnya di dek lima. Kami saling bercanda tawa menemani rasa kejenuhan saat perjalanan ke Papua.
Terdengar bunyi stom kapal tiga kali, tandanya kapal siap diberangkatkan dengan pelabuhan tujuan Makassar. Rute perjalanan kapal penumpang Labobar dimulai dari Tanjung Priuk Jakarta - Tanjung Perak Surabaya - Makassar – Sorong – Manokwari – Nabire - Jayapura di setiap kali perjalanannya. 
Terlihat beberapa anggota TNI berpakaian lengkap dengan senjata M-16 yang dibawah, juga menumpang dalam kapal. Mereka berlalung-lalang ke sana-kemari, naik ke atas dan turun ke bawah. Mereka seperti sedang mencari burunan, membuat saya penasaran untuk menanyakan apa yang sedang mereka lakukan.
Sebelum saya bertanya, seorang teman saya berceritera, katanya  “Nogei (kawan) tadi ada empat orang anggota berpakai lengkap datang ke kami punya tempat, mereka bilang kalian sudah beli tiket atau belum” Lanjutnya “seakan-akan mereka yang petugas kapal ini ka”. 
Pemeriksaan tiket biasa dilakukan, saat kapal bertolak dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Tetapi saat itu belum ada pengumuman akan diadakan pemeriksaan tiket oleh petugas kapal. Tentara-tentrara itu datang lagi, mereka mulai berbicara di depan saya dengan suara yang keras bagaikan serigala yang akan menerkam mangsa, kata mereka “kalian belum beli tiket kan !”. Terlihat mereka hanya sedang mengawasi kami (Orang Papua).
Saya menjawab dengan nada suara yang pelan dan sopan, “kami sudah beli tiket…..”. saya bertanya balik, “Pak…. Apakah sekarang sedang diadakan pemeriksaan tiket ….?”.  Mereka tidak menjawab apa-apa, hanya terlihat raut wajah “marah” menatap saya dan teman-teman lain, lalu mereka pergi.
***
Keesokan harinya saya duduk di cafétaria sambil mencicip teh  hangat dan memanjakan mata dengan melihat pemandangan pulau di lautan luas yang indah. Sekelompok anggota tentara datang dan duduk bersebelahan dengan saya. Lalu saya sedikit merapat ke seorang anggota tentara yang terlihat lebih tua.
“Selamat pagi pak…” saya menyapanya. Tentara itu tidak membalas dan hanya diam saja. Padahal saya mau menanyakan kemana mereka akan pergi.
Beberapa menit kemudian, saya pun langsung menanyakan apa yang ingin saya tanyakan, “Bapak mau ke mana ka..?” agak lama kemudian, tentara itu menjawab, “kami mau ke Papua...”. Dengan cepat saya membalas, “Ooooh iya Pak, sudah lamah ya tugas di sana…..?” . Tentara itu, “Tidak, kami baru saja mendapat tugas ke Papua”. Saat itu mereka langsung pergi, percakapan tanya jawab itu pun terputus. 
Beberapa lama kemudian, terdengar pengumuman bahwa “lebih kurang lima belas menit lagi akan dialakukan pemeriksaan tiket, segera persiapkan tiket guna kelancaran pemeriksaan” saya lalu menuju ke tampat tidur saya bergabung dengan teman-teman.



Oleh : Desederius Goo
----
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar