Pada Tanggal 1 Juli 1971 adalah hari Proklamasi kemerdekaan bangsa
Papua yang berdaulat diatas negeri
bangsa west papua itu sendiri seperti bangsa-bangsa lain yang sedang hidup merdeka di
muka bumi ini, sehingga bertambanya usia yang ke 42 tahun, maka West Papua
semakin dewasa untuk merealisasikan kemerdekaan itu karena dia cukup umur untuk
mengatur dirinya sendiri didalam rumah tangga West Papua.
Meskipun hak dan kemerdekaan itu dirampas oleh bangsa-bangsa lain
dengan berbagai kepentingan di bumi Papua tetapi kami tetap memperjuangkan
hak-hak kami sampai West Papua berdiri
sendiri diatas tanah kami sendiri dan menjadi tuan diatas negeri kami sendiri. Walaupun West Papua masih dijajah oleh bangsa-bangsa
lain, namun kami selalu merayakan hari kemerdekaan dimanapun, kapanpun, kami berada.
West Papua semakin dewasa didalam mengatur, menata diri didalam
perjuangan agar dalam alam kemerdekaan kami lebih dewasa untuk mengatur diri ksmi sendir tanpa campur tangan
orang/bangsa-bangsa lain di muka bumi ini.
Didalam arena perjuangan pun kami telah dewasa untuk
membedakan mana yang baik dan benar karena kami telah belajar banyak
melalui banyak pengalaman dalam perjuangan, pengalaman baik dan buruk menjadi
guru dan pelajaran yang paling berharga untuk ditetapkan sebagai landasan
didalam perjuangan kami.
Seperti seorang yang sudah dewasa mencapai 24-25 tahun yang siap
untuk memisahkan diri dari orang tuanya dan menikah dan mendirikan rumah
tangganya sendiri serta mengatur rumah tangga tanpa harus bergantung di orang
tuanya.
Maka kesiapan untuk West Papua berdiri sendiri diluar rumah tangga
orang tua angkatnya/bapa piaranya. Mengukur umur dan pertumbuhan Bangsa West Papua, sudah saatnya
untuk memerdekakan diri dan membangun rumah tangga kami sendiri.
Untuk itu dalam mempersiapkan diri kami menuju kemerdekaan dalam
rumah tangga kami, kami sendiri telah
mempersiapkan Pagar Rumah, Landasan Rumah, Tiang-tiang rumah, papan, balok,
atap rumah sehingga rumah kami sudah rampung tinggal pindah rumah kapan saja. Kepala rumah
tangga sudah ada, untuk bertanggung jawab sehingga semua anak-anak yang lahir
sebelum menikah maupun sesudah menikah hendaknya menyatukan barisan dengan bapak rumah tangga
agar kita dapat dibawa secepatnya ke rumah yang telah dibangun.
Untuk itu pesan kami: semua pejuang secara pribadi maupun
organisasi yang masih terhamburan tanpa mengetahui siapa bapaknya, mari kita
bersatu menyatukan barisan untuk merebut rumah itu meskipun bapa piara/bapa
angkat tidak setuju, secara kasar maupun halus kita harus merebut rumah itu
dibawa satu komando, bapak Revolusi West Papua yang sedang mempersiapkan diri
untuk bertanggung jawab didalam rumah tangga kami.
By Desederius Goo