Mulia, Puncak Jaya (Jubi/Indrayadi TH) |
Jayapura 28/1 (Jubi) – Masyarakat Kulirik Dondobaga mengungsi ke
hutan akibat pembakaran rumah yang dilakukan aparat keamanan. Hal
tersebut di ungkapkan Ketua KMPPJ, Metinus Telenggen, Minggu (28/1)
siang tadi usai menggelar unjuk rasa damai di halaman Kantor Gubernur
Provinsi Papua.
Dirinya mengungkapkan bahwa masyarakat dari Kulirik, Dondobaga semua
mengungsi ke hutan karena rumah masyarakat tersebut di bakar aparat
keamanan. Namun alasan dibakarnya rumah itu, hingga kini pihaknya belum
mengetahui.
“Tapi masyarakat yang berada di dalam gereja, kemarin Minggu (26/1)
dikeluarkan dan tidak ikut ibadah. Pembakaran rumah ada di delapan
distrik. Kalau jumlah rumah yang dibakar kami tidak tahu berapa
jumlahnya, yang pasti di belakang gereja itu ada banyak rumah yang di
bakar, karena di daerah situlah tempat pencurian senjata,” tegas
Metinus, Selasa (28/1) siang tadi.
Aparat keamanan menuduh warga setempat yang sebagai TPN OPM. Metinus
mengharapkan pemerintah daerah segera menangani masalah ini.
Metinus juga membeberkan keanehan dalam perampasan delapan pucuk
senjata api di Pos Polisi sub sektor Kulirik karena dalam perampasan
senjata tersebut, tidak ada anggota polisi yang terluka tembak. Ia juga
meminta pemerintah menyelesaikan masalah besar tersebut, yang selama
tiga belas tahun menurutnya belum ada penyelesaian terkait penembakan
yang mengakibatkan banyak korban.
“Bapak, mereka sudah tahu ada delapan senjata hilang di pos polisi
kulirik, ini aneh. Kenapa senjata di rampas tapi polisi tidak di tembak.
Pejabat yang tidak ditempat membuat masyarakat seperti kehilangan
induknya. Masalah TPN OPM di Puncak Jaya selama 12 atau 13 tahun belum
ada penyelesaian. Sehingga kami minta pemerintah daerah, tokoh adat,
agama, perempuan, pemuda dan tokoh Intelektual duduk bersama-sama untuk
mencari solusinya,” ujarnya.
Sebelumnya, Senin (27/1) Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marselis Sarimin
membantah informasi tentang warga yang dianiaya dan juga soal pembakaran
rumah-rumah warga.
“Informasi itu tidak benar, Tidak ada pengepungan gereja, gereja di sini kan jam sembilan keatas. Itu mereka putar balik fakta, tidak ada itu. Polisi dan TNI tidak mungkin melakukan kekerasan di tempat ibadah tersebut. Saya pun telah menghubungi KOMNAS HAM Papua bahwa tidak terjadi pemukulan kepada warga,” tegas Marselis. (Jubi/Indrayadi TH)
Sumber : www.tabloidjubi.com