KONFLIK PAPUA, SIAPA AKTORNYA

Selasa, 10 Juni 2014

konflik diatas tanah papua juga subur_sesubur tanah papua. Kesuburan konflik diatas tanah papua datang dari keaneka ragaman masalah. Ada konflik yang terjadi di tanah papua itu karena masalah hak ulayat tanah, karena ambisi jabatan, karena merasa dirinya lebih hebat dan kuat sehingga memancing emosi, karena pembunuhan, karena masalah perempuan, karena gengsi dan karena iri hati. 

Sumber_sumber konflik ini menjadi masalah keluarga, masalah suku dan masalah bangsa melanesia.
Jika semua orang papua sadar, ini semuanya terjadi diatas tanah papua untuk memeca bela bangsa melanesia yang berujung kepada pembunuhan mental perjuangan pembebasan bangsa melanesia di tanah papua.

Kalau bangsa melanesia sepakat dan tinggalkan semua perselisihan yang memecabela bangsa melanesia dengan tekat melawan bangsa indonesia yang sedang menjajah bangsa melanesia di daerah maupun di pemerintahan pusat, maka semua tangisan bangsa melanesia untuk lepas dari negara indonesia bisa tercapai. Sebuah pepata yang diangkat ke permukaan adalah 'bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'.

Perjuangan pembebasan bangsa melanesia belum terlambat, melakukan kesepakan melawan kolonial menjadi solusi pembebasan bangsa melanesia. Jika kita bayangkan, orang asli bangsa melanesia diatas tanah papua sangat kurang dari orang asing. Ada yang datang dan tinggal di tanah papua bukan karena kesukaan terhadap orang papua, melainkan karena kesukaan terhadap kekayaan alam orang papua.

Saya terigat sejak saya masih di bangku sekolah menenga umum, kalau ada pendatang yang main_main dijalan atau ditempat umum lalu dapat gertak dari orang papua, pastinya mereka lari dan menyembunyikan diri. Namun, sekarang itu sangat terbalik, bahwa kalau orang papua dapat gertak dari pendatang, maka justru orang papua yang lari terpontang panting mencari tempat perlindungan. Selain itu, kalau naik taksi dahulu ada kondekturnya, karena takut di gertak. Sekarang kondekturnya tidak penting, sebab semua sudut pengoperasian mobil dipenuhi oleh pendatang dan warga mulai menyingkir dari perkotaan. Anehnya, kalau musu antar orang papua sendiri itu sangat beran hingga saling membunuh. Bahkan nilai kematian orang papua sekarang diukur dengan nilai nominal uang. 

Entah apa masalahnya dan seperti apa solusi yang diterapkan, baiknya mari kita bersatu dan melawan kolonialisme di tanah papua ini, seperti pepata yang telah di utarakan dibagian awal bahwa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.





Oleh : Emanuel Goo.
Penulis ada guru PKn SMA YPPK Adhi Luhur Nabire-Papua
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar