Oleh : EMANUEL GOO
Banyak orang mengatakan anak itu pintar karena dia punya nilainya
bagus-bagus. Ada pula orang yang mengatakan bahwa anak itu bodok karena
dia punya nilainya jelek. Nilai selalu dijadikan alat ukur menentukan
anak itu pintar dan tidak. Anak itu akan dilebel bodok kalau nilainya
rendah, tetapi anak itu akan dilebel pintar kalau nilainya diatas
rata-rata ketuntasan. Sama hal pula, anak akan dilebel pintar kalau dia
berkata-kata dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, dan ada pula
anak yang akan dilebel bodok kalau ada anak-anak yang tidak mampu
berbahasa indonesia yang baik dan benar.
Masalah tinggi dan rendahnya nilai seseorang seharusnya bukan jaminan anak itu kesuksesan. Kesuksesan seseorang datang dari kemurnian hati. Nilainya tinggi tapi kalau hatinya kotor maka ia bukan orang yang sukses, sedangkan anak yang nilainya rendah namun hatinya bersih maka anak itu dikategorikan orang yang sukses. Ia akan berubah dan akan melebihi keberhasilan dari orang yang selalu mendapatkan nilainya tinggi. Orang yang nilainya tinggi namun hatinya tidak sejerni semata air yang mengalir dalam hati maka mungkin bahwa ia akan jatuh kedalam jurang yang tidak tentu kedalamannya.
Menentukan anak itu sukses dan tidak sukses itu biasanya di imbangi dengan perbuatannya. Bahwa apakah perbuatannya dapat diterima oleh publik atau tidaknya (dapat diterima orang teman-teman atau tidak). Jika perbuatan itu diterima dan dapat memberikan respon positif bagi sesama yang lain maka iaa yang sukses. Suksesnya sesorang tidak bisa diukur dengan berapa besar perbuatannya. Kesuksesan seseorang akan diukur dengan keabadian nama atas kebaikan kita yang dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok orang. Mereka menceritakan sejumlah kebeikan yang pernah kita buat kepada sesama kita yang lain.
Keberhasilan itu akan datang dari penilaian kabadian perbuatan kita terhadap mereka yang lain. Misalnya, R. A. Kartini. Kaum perempuan selalu mengenang ia sebagai sosok pemimpin yang memerjuangkan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Kaum perempuan bangkit dan membutikan kemampuannya bahwa perempuan juga semampu dengan laki-laki. Ia mengalahkan kaum lelaki diskriminasi perempuan pada jaman itu. Ia adalah sosok perempuan yang sukses. Ia sukses dengan perjuangannya untuk melawan kaum kapitalis dijamannya. Ia adalah sosok pemimpin yang harus jiplat orang mereka yang lain. Ia telah menyelamatkan ribuan perempuan yang ada di indonesia. Perempuan yang saat ini sedang sekolah mestinya berterimah kasi kepadanya sebagai pahlawan bagi perempuan. Jazatnya itu mestinya dihiasi emas yang tidak ternilai harganya.
Hadirnya seorang pemimpin yang sukses kerena ia punya perbuatan yang baik terhadap bawahannya. Ia selalu memberikan jaminan dan perhatian yang penuh terhadap anggotanya. Apa saja ia akan melakukan demi kesejatrahan bawahannya dengan jaminan untuk sukses dengan tanpa menghilangkan sedikitpun kepercayaan dari bawahannya. Ia akan mengatakan menyampaikan jawaban yang tepat dan sasaran. Ia akan mengatakan isi hati yang sesungguhnya tanpa melihat korupsi kolusi dan nepotismenya. Ia terus akan memandang dirinya sama seperti bawahannya. Ia akan bekerja sejauh ia mampu bekerja. Tidak ada kata keterpaksaan untuk ia. Masa depan ia selalu ia perjuangkan bersama bawahannya. Maka orang seperti itu yang akan dituntut adalah menjadi pemimpin pada pribadinya kemudiaan ia akan menjadi pemimpin kepada bawahanya.
Pemimpin itu akan dikatakan sukses bilah ia dikenang selamannya oleh bawahannya. Kalaupun orang itu belum ada ditempatnya. Enta kemana. Sebuah cerita dibawah ini mengambarkan seorang pemimpin yang tidak hanya sukses juga bijak. Kisa bekerja bersamanya selama dua tahun. Alur ceritanya. Disebuah sekolah, dikepalai oleh seorang KAWAN (nama samara yang biasanya mejadi kebiasaan yang disampaikan kepada orang lain sebagai nama panggil). Semua urusan sekolah langsung dimandatkan sepenuhnya kepada dia punya wakil-wakil kepala sekolah yang telah ditunjuk oleh sekolah itu maupun dari dinas bersangkutan. Soal yang bersangkutan dengan proses belajar mengajar langsung dimandatkan kepada masing-masing guru bidang studinya. Soal proses belajar mengajar selama satu tahun telah dibuat buku panduan tersendiri yang disesuaikan kalender pendidikan nasional. Sekolah atau liburnya disesuaikan dengan buku panduan yang telah dibuat bersama-sama dengan organ penting yang ada di sekolah itu.
Mereka bekerja dengan maksimal, namun ia memerhatikan seluruh kesejahtraan para guru yang bertugas di sekolah itu pun dengan sebaik-baik mungkin. Kata gaul yang biasanya dipakai sehari-hari terhadap sesame guru adalah kawan. Apapun yang pimpinan sekolah mau sampaikan kepada guru-guru enta satu atau lebih adalah kata kawan… lalu akan disampaikan apa yang mau disampaikan pada saat itu.
Seluruh keluhan dan keperluan guru-guru selalu menjadi keluhan dan keprihatinan sang pemimpin sekolah. Misalnya, kalau ada guru yang lagi sedang mendadak dan membutuhkan uang, ia akan memberikan uang dan ia akan menyampaikan kamu pakai ini dulu. Kamu membayar cicilan kalau kamu punya uang hingga lunas. Bayarnya enta kapan saja tersera yang jelas sampai utangnya tuntas. Beda dengan kepentingan untuk sekolah. Kalau ada guru yang bekerja untuk perkembangan kepentingan sekolah maka ia akan berjuang dengan maksimal untuk mendapatkan uangnya dan akan membantu kepada guru itu tanpa meminta balik. Uang yang dia berikan bukan uang bersumber dari sekolah, melainkan bantuan dari sesama yang lain dan diberikan uluran sebagai kepedulian mereka untuk pengambangan dunia pendidikan itu.
Tanggal merah mera ditengah-tengah keasikan mengajar, menjadi hari kebagiaan bersama. Ia akan membawa guru-guru sejauh bisa berefresing dan bergurau bersama untuk menghilangkan kestresan. Ia juga akan memberikan kesempatan kepada sejumlah siswa ia rasa mampu dan akan mendidik kepada rekan-rekan yang meresa tidak mampu dalam bidang yang dia memahami. Ia akan memberikan jaminan kepada anak-anak yang ditunjuk sebagai guru bagi mereka teman atau adik-adik kelasnya. Akhirnya seluruh kebaikan kini tinggal kenangan. Ia telah pergi dan ditugaskan ditempat yang jauh jaraknya. Komunikasinya lewat alat-alat elektronik tetap jalan, namun wajahnya telah tiada hingga saat ini masih dikenang karena perbuatan baiknya ia kepada bawahannya. Entalah…pemimpin yang sukses merupakan pemimpin yang mampu mengayomi semua bawahannya dalam segalah hal.
Ingat bahwa berhasil bukan sukses dan suksesnya seseorang tidak bisa diukur dengan jenis alat apapun. Banyak siswa telah berhasil setelah mereka menghadapi ujian nasional dengan kelulusannya. Kelulusan ujian nasional bukan kesuksesan. Itu baru sebuah tahapan menujuh perjuangan untuk sukses. Mereka yang tidak berhasil atau tidak lulus ujian pun merupakan tahapan bagi mereka untuk mengejar keberhasilan. Mereka tidak lulus ujian bukan tidak sukses. Mereka bisa dikatakan sukses kalau mereka mengerjakan dengan murni dan tidak diberikan berapapun bantuan dalam penilai nilai raport,nilai ujian sekolah dan nilai ujian nasional. Mereka yang Lulus Ujian Nasional namun merka di bantu dalam berbagai penilaian untuk menentukan kelulusan maka boleh saja dikatakan bahwa mereka tidak berhasil bahkan mereka tidak sukses. Bagus kalau dikasi naik nilai dengan prosedur perubahan nilai, tetapi sangat berbahaya kalau memberikan penilaian dengan cuma-cuma. Kalau memberikan nilai dengan istialah cuma-cuma maka bukan lagi mengantar mereka pada kesuksesan melainkan membawah anak kepada jurang yang kedalamannya tidak terhingga.
Masa-masa sekarang merupakan masa dimana siswa sudah dan sedang berkompetisi menghadapi Ulangan Semester kenakan kenaikan kelas untuk tingkat SMA di Kabupaten Nabire. Ada banyak siswa yang sedang membanting tulang untuk menghadapi US dengan Belajar. Ada siswa yang lagi bersantai dengan perhitungan bahwa mereka akan naik kelas kalaupun nilainya jelek. Terkadang, pada saat penentuan kenaikan kelas dipatokan pada perolehan nilai siswa. Sementara, tidak dipertimbangkan bahwa kemampuan anak itu dalam afektif dan psikomotiknya. Semenatara yang lebih diutamakan adalah kognitifnya.
Belajar menjadi sukses tidak hanya berpatokan pada kognitifnya, melainkan efektif dan psikomotorik. Anak yang nilainya jelek namun dia memiliki dua kemampuan itu, justru anak seperti itu yang lebih berhasil ketimbang anak yang selalu mendapatkan nilainya tinggi. Mereka akan terus berjuang dan belajar ketertinggalannya untuk mengapai dan mendapatkan nilai yang maksimal. Maka sebuah kalimat sebagai bagian dari akhir ini kata dalam penulisan ini bahwa belajar itu bukan karena mengejar untuk mendapatkan nilai yang baik, melainkan belajar untuk memahami, mendalami, dan mendalami pengetahuan sedalam dalam mungkin hingga wawasannya tebuka seluas dunia.
Penulis ada guru PKn SMA YPPK Adhi Luhur Nabire-Papua