Jayapura, 10/6 (Jubi) – Jonah Wenda,
yang mengklaim sebagai juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua
Merdeka (TPN/OPM) mengatakan, sedianya pemerintah pusat membuka ruang untuk
membicarakan tentang Papua.
“Jangan lagi tutup-tutup, jangan
putar balik bicara barang yang benar agar kita diberkati dan hidup aman di
sini,” kata Jonah ke tabloidjubi.com di Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin
(10/6) sore.
Menanggapi pembubaran aksi demo dari
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) oleh aparat kepolisian dari Polres Kota
Jayapura, menurut dia, menambah susah pemerintah Indonesia, sebab, masalah Papua
menjadi perhatian dunia.
“Mengapa dibubarkan? Mengapa ruang
demokrasi ditutup? Buka selebar-lebarnya ruang demokrasi,” kata dia lagi. Dia
menyesalkan tindakan aparat keamanan yang melarang orang Papua untuk
menyampaikan aspirasinya.
Menurut aparat kepolisian, demo
dibubarkan karena tidak ada ijin. “Adik-adik, demo hari ini dibubarkan karena
tidak ada izin,” kata AKP Kiki Kurnia mengunakan mengapon, di hadapan peserta
demo dan aparat kepolisian, di depan gapura kampus Uncen, Waena.
Menyinggung soal MSG (Melanesia
Sparehead Group), menurut Jonah Wenda, melalui wadah tersebut, upaya
perundingan berhasil. Upaya yang dilakukan, soal identitas orang Papua. Karena
itu, harus dilihat akar permasalahan di Papua. Karena itu, dia mengimbau kepada
pemerintah pusat agar tidak takut berbicara tentang Papua.
“Ke depan, pemerintah buka ruang,”
kata Jonah Wenda. Upaya MSG, kata dia, mesti mendapat dukungan dari orang Papua,
sebab itu masalah identitas orang Papua.(Jubi/Timoteus Marten)
Sumber : papuapost.com