JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Tiga
wartawan di Kota Jayapura diintimidasi oleh aparat kepolisian saat akan meliput
berita tentang pembubaran paksa massa pendemo Komite Nasional Papua Barat
(KNPB) di Expo-Waena, Distrik Heram, Selasa (26/11) siang.
Misel Gobay, wartawan Suluh Papua
kepada Antara Jayapura, mengaku diintimidasi oleh oknum polisi saat akan
memotret pembubaran paksa di Waena. "Tadi saya dipukul di kepala oleh
oknum polisi di belakang PTUN Waena, untung saya pakai helm," kata dia.
Selain itu, kata Misel, oknum polisi
yang terlihat emosi itu meminta dirinya meninggalkan lokasi. "Kami disuruh
pulang, kamera saya hampir dirampas," kata dia.
Arnold Belau wartawan Suarapapua.com
mengaku dirinya dimaki. "Tadi saya dimaki (dengan) kata, maaf, ucapan
kebun binatang," kata dia.
Sementara itu, Aprilia Wayar
wartawati Tabloidjubi.com menuturkan bahwa dia dicap pendemo.
"Perempuan ini saya hafal, setiap demo selalu ada, kamu hati-hati,"
kata Aprilia menirukan kalimat yang diucapkan oleh oknum polisi itu.
Menurut dia, polisi tersebut
terlihat emosi dan ingin melampiaskan amarahnya kepada wartawan. "Mereka
terlihat emosi. Mereka juga ingin rampas kamera dan minta kami pulang,"
kata dia.
Waka Polresta Jayapura, Kompol Kiki
Kurnia, ketika dikonfirmasi wartawan mengaku belum bisa berikan pernyataan.
"Maaf, situasinya belum tepat," kata dia.
Kabid Humas Polda Papua, AKBP
Sulistyo Pujdo, ketika dikonfirmasi terkait aksi demo KNPB yang dibubarkan
paksa kepada wartawan di Jayapura mengatakan, "Demo KNPB tanpa STTP
berlangsung mula-mula aman, kemudian massa pendemo secara diam-diam keluar dari
anjungan lewat samping jembatan Expo dan menuju ke arah pertokoan Mega
Waena," kata dia lewat pesan singkat.
Kabid Humas menambahkan, "Ada
warga sipil yang diduga dianiaya oleh massa pendemo KNPB, sekarang dirawat di
rumas sakit terdekat."
Situasi terkini di Expo-Waena,
Distrik Heram, Kota Jayapura, masih tegang. Pertokoan tutup, kantor
pemerintahan juga demikian, warga masyarakat juga memilih pulang ke rumah.
Sumber : satuharapan.com